Saturday, September 25, 2010

Mencari Jalan Lain

Aku hanya manusia tak berotak
Bukan mulut yang berbicara
Tapi tangan
Saat semua terjadi
Hanya dapat terseret dalam keriuhan tanpa akhir

Semua mata menatap bingung
Semua tangan menuding
Semua mulut melontarkan makian
Dan semua terbalut dalam kebencian yang absolut

Pandanganku gelap
Kepalaku penuh dengan aksi
Telingaku tertutup
Tidak menghiraukan teriakan

Dan kini terpuruk dalam kesedihannya
Penyesalan tidak terasa
Hanya ada nafsu untuk melindunginya
Menghapus air matanya

Mengakat kepala menantang
Bersiap untuk menyerang lagi
Ahh...semua ini tidak akan berujung
Sesekali ingin kutinggalkan semua ini

Tapi kakiku enggan melangkah
Hatiku tidak sanggup untuk meninggalkannya
Mungkin ada jalan lain untuk pergi
Jalan menuju kefanaan

Akhir untuk segalanya

3 comments:

Kay Chen said...

napa loe, kop? Berantem ma sapa? R you okay?

Rae said...

Nah kalo puisi yg ini ngerti deh gw haha

coffee latte said...

@ kay: kaga berantem ma sapa-sapa. cuma tags-nya aja. hehe.

@ bebeb: ugh...masaaaa *shock* hahaha