Sunday, December 11, 2011

Biarkanku Sejenak Merasakan KasihMu

Pernahkah kamu merasa tidak tau dengan apa yang sedang kamu rasakan?! Entah rasa marah, rasa kecewa, rasa senang, dan rasa bahagia.

Pernahkah kamu merasa tidak tau dimana saat ini kamu berjalan?! Entah berada di titik awal untuk memulai semuanya dari awal tanpa ada yang harus diingat dan dilihat lagi apa yang ada dibelakang dan apa yang sudah dilalui karena berada pada titik awal. Atau berada di persimpangan jalan tanpa tau harus melewati jalan mana yang harus dipilih, karena telalu banyak pilihan hanya akan membuat bingung. Atau bahkan berada pada jalan buntu, dimana tidak ada lagi jalan yang bisa dilalui, hanya ada rasa putus asa. Kembali kebelakang hanya akan mengorek luka. Dan yang terakhir adalah titik akhir, ujung sebuah jalan. Tapi untuk yang ini jelas tidak mungkin jika belum bertemu dengan si pencabut nyawa gila yang selalu membawa arit dalam setiap perjalanannya.

Saat ini semuanya berujung pada ketidakpastian. Rasa tidak tau harus merasa apa, rasa tidak tau harus berjalan kemana. Mungkin karena sakit yang dirasakan ternyata lebih besar dari yang dapat untuk kutanggung. Rasa sakit yang tidak pernah terbayangkan akan melebihi apa yang sudah diperkirakan.

Mungkin hatiku sudah terlalu lelah untuk terus merasa seperti ini, ragaku sudah terlalu letih. Dan pada akhirnya jiwaku sudah tidak tau (mau) untuk berjalan lagi, untuk memilih lagi, untuk mau peduli lagi pada apapun. Senyum kepalsuan mudah untuk dipasang walaupun didalamnya terdapat luka bernanah yang sudah membusuk.

Haha. Tapi siapa aku? Aku tidak akan pernah bisa menipuMu dengan senyum kepalsuan yang kupunya. Aku adalah ciptaanMu yang Kamu Kasihi terlepas dari kelesbiananku. Aku adalah milikMu dan selamanya akan menjadi milikMu. Kamu bahkan lebih mengenal aku dibandingkan diriku sendiri. Saat berada dihadapanMu aku seperti telanjang, tidak ada yang dapat kututupi. Aibku, dosaku, rasa marahku, rasa bahagiaku, rasa malu-ku, kejahatanku, kebaikanku, dan luka-ku, semua terampang dengan jelas dihadapanMu.

Aku selalu percaya pada semua janjiMu. Ya aku tau, tidak ada yang namanya jalan buntu, tidak ada yang namanya tidak tau dimana saat ini aku berada. Karena Kamu akan selalu memberikan jalan, Kamu akan selalu menunjukan dimana aku berada. Tidak ada yang namanya tidak dapat merasakan apa-apa. Karena saat memiliki rasa itu, sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiku aku sengaja menutupi apa yang aku rasakan karena aku tidak sanggup dan terlalu pengecut untuk merasakannya lagi.

Didalam rumahMu aku membiarkan diriku hanyut dalam kesenyapan. Tidak ingin mendengarkan khotbah ataupun pujian untukMu. Aku hanya ingin diam. Haha. Lagi-lagi siapa aku ini? Aku tidak bisa seenaknya saja masuk kedalam rumah orang lain dan membuat peraturan sendiri. Kamu merobek kesenyapan yang aku cari, Kamu "memaksaku" mendengarkan pujian untukMu. Yang ternyata pujian itu adalah janjiMu untuk semua orang yang tengah merasakan apa yang aku rasakan. Kamu "menamparku" untuk segera bangkit dari semua kesintingan ini. Ya aku tau dan aku mengerti.

Sama seperti Kamu yang sudah tau kalau aku akan mengerti dengan maksudMu. Dan Kamu juga tau kalau aku akan bangkit saat aku merasa siap. Karna itu Kamu membiarkan aku saat ini untuk tenggelam dalam kesenyapan. Tapi tidak benar-benar senyap, karna Kamu ada disampingku menemaniku melewati kesenyapan, karena Kamu tidak akan membiarkan aku tersesat dalam kesenyapan. Kamu membiarkan aku berlulut dihadapanMu untuk meletakkan kepalaku dipangkuanMu dan menumpahkan banyak air mata sampai dada ini dicabik oleh rasa sesak. Tidak, bukan rasa sakit. Aku bahkan tidak memikirkan apa yang aku rasakan. Yang aku tau, aku hanya ingin bersamaMu saat ini. Hanya ingin menangis dipangkuan Bapaku. Bapa yang selalu memancarkan Kasih dalam gelap hidupku.

Biarkan aku sejenak ya Bapa, untuk meletakkan kepalaku dipangkuanMu dan merasakan belaian tangan KasihMu dikepalaku. Untuk sejenak melepaskan kuk yang Engkau berikan dibahuku. Untuk sejenak melepaskan beban kehidupan yang sudah disiapkan untuk menguatkan imanku dan mengingatkan aku bahwa Engkau akan selalu ada disisiku untuk melewati semua. Aku tau Engkau sudah menyiapkan rancanganMu atas hidupku. Karna pada ahkirnya, rancanganMu akan selalu indah pada waktunya.

Untuk saat ini aku hanya membisikan harapanku dalam isak tangisku dipangkuanMu.

Pancarkan KasihMu, pada lilin dalam gelap hidupku. Pancarkan KasihMu dihatiku, pancarkan terang KasihMu ya Bapa.

Sent from my Berry®

3 comments:

Anonymous said...

#hugs :)

*el

Farrel Fortunatus said...

semua orang pasti pernah ngerasain kok. you're not alone...
kalo kamu ada disini, pasti aku sudah peluk kamu. membiarkan kamu kamu bersandar dibahu aku. dan mencoba memahami makna tangis kamu...

coffee latte said...

@ el: terima kasih :)

@ farrel: jadi terharu. makasih ya kak. :)