Ada rasa sepi dan kecewa tiap kali dia tidak ada ditempat biasanya karena terlambat membuka kios-nya. Walaupun tiap kulewati jalan yang yang sama, dia tidak pernah menyadari bahwa aku selalu memperhatikannya sebentar. Mungkin baginya biasa saja jika ada yang memperhatikannya, karna dia sudah terbiasa untuk diperhatikan orang dengan posisi dia berjualan dipinggir jalan.
Tiap pagi hari, aku senang melihatnya menata tenda untuk kios kue kecilnya. Wajahnya memancarkan kegetiran. Ahh, bodohnya aku. Seandainya saja aku berani untuk menghampirinya dengan berpura-pura membeli kue. Itu pikiranku tiap kali melewatinya. Tapi pikiran itu tidak pernah terealisasi. Bukan karna aku tidak berani, hanya saja mungkin aku menunggu waktu yang tepat, atau sudah cukup bagiku jika hanya bisa memandangnya saja.
Dan pada saat aku melewati jalan yang sama dalam perjalanan pulangku, aku melihatnya tengah duduk membaca novel. Hhh, ada rasa bahagia saat memandang wajahnya walaupun hanya sebentar.
Aku terdiam dalam kamarku dan mencoba berpikir. "Apa sebaiknya aku berpura-pura membeli kue?" Toh tidak ada salahnya, karna dia benar-benar berjualan kue. Baiklah, sudah kuputuskan untuk menghampirinya besok, pada saat aku berangkat kerja. Ahh, tidak sabar rasanya menunggu hari berganti. Aku terus tersenyum membayangkan bahwa besok aku akan berbicara dengannya langsung untuk yang pertama kalinya. Yah, berbicara soal kue tentunya...
Ahh, apa semuanya akan berjalan lancar??? Apakah semua akan berjalan seperti apa yang kupikirkan selama ini???
Sent from PiKun®
powered by NdutNcit
2 comments:
jdi ketemu sma penjual kue ? hahah . xD
Haha. Kagalahhh, lha wong si penjual kue-nya nggak balik lagi ke mimpi gw. :p
Post a Comment